Pasien Demam Berdarah
Singkawang,AP
Post
Tak
hanya di RS dr Abdul Azis Singkawang yang "kebagian" pasien demam
berdarah (DHF) namun ternyata RS Santo Vincensius Singkawang sepanjang bulan
September ini juga kedatangan sejumlah pasien yang harus dirawat intensif.
Menurut
data dari bagian medik RS swasta di Singkawang tersebut yang sudah pula
dikirimkan pada Dinas Kesehatan Sambas, sampai minggu kedua September ini
jumlah pasien yang dirawat delapan pasien.
"Mereka
kini umumnya sudah kembali, hanya sisa satu pasien saja yang sedang dalam
perawatan kami," kata dr Gunawan Halim, Direktur RS Santo Vincensius
Singkawang, kepada AP Post, Kamis (16/9) kemarin.
Ditambahkannya,
jumlah penderita ini sudah berkurang dibandingkan bulan sebelumnya dimana waktu
itu pasien yang dirawat di atas angka sepuluh, bahkan diantaranya ada yang
meninggal.
Gunawan
mengatakan, pihaknya sangat setuju apabila tindakan yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan tak hanya sebatas memberikan penyembuhan akan tetapi pencegahan dan
pembinaan kesadaran pada masyarakat."Langkah yang dilakukan Dinkes Sambas
sudah baik, akan tetapi perlu ditingkatkan lagi dengan berbagai penyuluhan yang
tak pernah bosan," katanya.
Menyinggung
tanda-tanda serangan demam berdarah, yang biasanya disertai dengan panas tinggi
dan demam serta bintik-bintik merah, ia menyarankan agar masyarakat tak perlu
menunggu untuk kepastiannya."Apapun alasannya, bila menemukan gejala
tersebut segera saja korban dibawa ke RS," ujarnya.
Menurutnya,
kini ada semacam peralatan yang disebut dengan Panbio untuk dipergunakan
sebagai deteksi awal apakah seseorang tersebut, benar-benar terkena demam
berdarah atau tidak."Dengan alat tersebut, akan diketahui dengan mudah
apakah seseorang terserang positif atau negatif," katanya. Biasanya pada
RS sudah tersedia peralatan tersebut.
Belum
adanya anti virus dengue hingga kini, Gunawan mengatakan sikap yang baik agar
tak terkena penyakit tersebut adalah dengan hidup sehat dalam lingkungan yang
sehat pula.Ini penting, sebab apabila kita hidup dengan cara yang sehat namun
lingkungan sekitar tidak maka sulit pula untuk menjamin tak terserang penyakit
tersebut."Jadi memang butuh hidup saling mendukung antara semua
pihak," katanya.
Sebab
satu hal yang perlu diingat bahwa obat-obatan yang ada sifatnya hanya sebagai
pendukung saja, namun ia tak bisa mengakhiri penyakit itu sendiri. Penyebabnya
sampai sekarang memang belum ada anti virus dengue.(lyn)