Mahasiswa Pontianak Bakar Bendera Australia

 

Pontianak, AP Post.

Aksi pembakaran bendera Australia sampai juga di Pontianak. Puluhan mahasiswa dan anggota LSM yang tergabung dalam Aksi Bersama Rakyat Indonesia (ABRI), Rabu (15/9) siang membakar bendera Australia sebagai bentuk protes atas sikap negara itu yang terlalu jauh ikut campur dalam penyelesaian Timtim.

Sejak pukul 09:00 WIB, sejumlah mahasiwa serta sejumlah anggota LSM yang tergabung dalam ABRI menjadikan Tugu Perintis Kemerdekaan Untan sebagai tempat start aksi demontrasi. Setelah menutup jalur kanan pintu masuk ke kampus, mereka mulai menggelar sejumlah aksi diantaranya berupa penggelaran spanduk bernada protes. Menariknya, ternyata isi spanduk juga bertuliskan hujatan kepada lembaga Universitas Tanjungpura yang dinilai di dalamnya banyak mengandung unsur KKN.

Satu jam kemudian, setelah puluhan massa berkumpul perlahan-lahan mereka mulai bergerak menyisir Jalan Ahmad Yani menuju menuju Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Kalbar. Sekitar 20 menit mereka membacakan lima pernyataan sikapnya.

Pertama, memberikan dukungan moril kepada Ketua dan anggota PTUN Kalbar dalam proses kasus PT Natalisa dengan Gubernur Kalbar. Kedua, Meminta kepada PTUN agar tidak terpengaruh oleh kekuasaan yang di jabat Gubernur karena dikhawatirkan dapat melahirkan mafia peradilan. Ketiga, PTUN jangan dijadikan alat legitimasi kekuasaan bagi pejabat daerah. Keempat, Vonis yang dijatuhkan jangan hanya berpijak kepada hukum positif namun harus memperhatikan nilai keagamaan. Kelima, apabila vonis PTUN tidak berpijak kepada kebenaran dan keadilan maka pengadilan rakyat dan pengadilan Allah SWT akan berlaku.

Pernyataan sikap tersebut juga ditembuskan tiga menteri dan satu orang pejabat tinggi serta Indonesian Corruption Wacth (ICW) serta diserahkan kepada pihak PTUN Kalbar.

Setelah menyatakan sikap di PTUN , rombongan kembali bergerak menuju Kantor Gubernur untuk melaksanakan kegiatan akhir berupa pembakaran bendera Australia. Rahmat, salah seorang peserta demontrasi menjelaskan, kegiatan utama dalam aksi kali ini adalah pembakaran bendera Australia. Hal ini diambil sebagai bagian dari rasa solidaritas atas nasib Timor Timur. Dimana, sejumlah negara asing telah ikut campur dan melakukan intervensi bagi kepentingan negera mereka sendiri.

Salah satu negara yang diyakini telah campur tangan, sehingga mengotori kedaulatan negara Indonesia adalah Australia. Karenanya, sebagai anak bangsa yang tidak rela tanah pertiwi dicabik-cabik Australia salah satunya melakukan langkah protes berupa pembakaran bendera.

KKN di Untan

Dari sekian banyak aksi yang digelar, salah satu sisi manarik adalah diungkitnya kembali masalah unsur KKN di lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak. Adanya sejumlah keinginan dari berbagai pihak agar lembaga Untan yang ada saat ini dan disinyalir mengandung KKN membuat peserta demontrasi yang diantaranya adalah mahasiswa Untan sendiri menggelar spanduk yang berisi tulisan pembersihan unsur KKN di kampus mereka.

Menanggapi digelarnya spanduk tersebut, Rektor Untan Ir Hj Purnamawati Kusmiba, mengatakan pihaknya sendiri sama sekali belum dihubungi oleh mahasiswa atas tuntutan itu. "Belum, belum ada yang berdialog langsung dengan saya soal ini," ujarnya.

Namun, Purnamawati sendiri mengaku siap, jika ada mahasiswa yang ingin mengajukan permasalahan mengenai KKN di kampus. (dwi)