BKK Perlu Dibentuk Dan Terus Dibenahi

 

Pontianak, AP Post

Keberadaan Bursa Kerja Khusus (BKK) dinilai penting, sebagai salah satu informasi soal lapangan kerja, sekaligus sebagai salah satu kegiatan dalam mendorong penyaluran dan penempatan tenaga kerja secara cepat dan tepat.

"Keberadaan BKK memang penting, mengingat tingkat penganggur di Kalbar saat ini berkisar sekitar 114.000 orang," kata Kakanwil Depnaker Kalbar Suwardoyo SH didampingi Kabid Bina Penta  Kerja Muhd.Sofwan Barnas SE menjawab AP Post, kemarin, usai membuka  pembentukan dan temu konsultasi BKK di aula kantornya.

Pasalnya, ungkap Suwardoyo, masalah ketenakerjaan pada dasarnya adalah masalah penyediaan tenaga kerja dan kebutuhan tenaga kerja serta karateristiknya yang berhubungan dnegan kedua hal itu.

Apalagi, memasuki tahun 2000 dan menyongsong abad 21, masalah ketidakseimbangan antara kesempatan kerja yang jauh lebih kecil dibanding dengan penyediaan tenaga kerja. "Lebih-lebih lagi dengan adanya krisis moneter dan krisis ekonomi yang masih terasa saat ini di negara kita," katanya.

Bahkan, di dalam menyongsong era globalisasi, peranan Pemerintah akan dikurangi, dan semuanya akan diserahkan langsung kepada bidang usaha. Sementara Depnaker hanya sebagai fasilitator sesuai paradigma barunya.

Namun, ungkap Suwardoyo, dengan adanya peningkatan jumlah penganggur sebesar itu di Kalbar, sampai saat ini tentu akan menjadi tugas berat Pemerintah dalam hal ini instansi Depnaker, termasuk mitra kerja seperti BKK.

Sementara untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan, memang memerlukaan waktu dan keseimbangan program, seperti pembentukan BKK. "BKK ini memang sebagai perpanjang tangan Depnaker," jelasnya sembari menambahkan, sampai saat ini sejak dua tahun lalu telah terbentuk 12 BKK, dan yang aktif hanya 7 BKK.

Sebagai kepanjangan Depnaker, menurut Suwardoyo, BKK  ikut terlibat langsung dalam hal mempercepat dan memperlancar proses antarkerja. Terutama bagi lulusan lembaga pelatihan, lulusan sekolah kejuruan dan lulusan Perguruan Tinggi serta pencari kerja.

Dengan adanya temu kosultasi yang diikuti 30 peserta selama tiga hari (14-16 September), Suwaroyo berharap agar semua masalah ketenagakerjaan yang dihadapi BKK dapat didiskusikan dan dicarikan solusinya. "Dengan diskusi-diskusi itu, tentu penyaluran tenaga kerja dapat dicarikan konsep terbaik, sehingga peluang kerja dapat dipenuhi," harapnya.(mzr)