Kalbar Tetap Punya Daya Saing Tinggi
Pontianak,
AP Post.
Walau
secara spesifik, Kalbar belum memiliki produk-produk unggulan yang dapat
diandalkan, namun secara ekonomis daerah ini dinilai mempunyai daya saing
tinggi. Sebab itu, berbagai produk unggulan yang ada di daerah ini harus
memiliki comparative advantage dan economic advantage, sehingga secara alamiah
akan memberikan insentif bagi produk untuk mencapai economies of scale yang
benar-benar efisien.
"Untuk
itu kita harus melakukan analisis menyeluruh dan mendalam atas berbagai
prospek, dan potensi yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi daerah,"
kata Ketua BKPMD Kalbar Drs H Tabrani Hadi. Hal itu diungkapkan dalam
ceramahnya yang bertajuk "sektor andalan" pada pelatihan dan pengembangan
kewirausahaan, yang berlangsung selama dua hari sejak 14 hingga 15 September di
Wisma Nusantara.
Pelatihan
tersebut merupakan kerjasama BKPM dengan BKPMD Kalbar itu, dihadiri sekitar 60
perusahaan usaha kecil dan menengah serta koperasi yang ada di Kodia Pontianak,
dan 20 perusahaan PMDN dan PMA di Kalbar.
Menurut
Tabrani, dengan melakukan analisis menyeluruh dan mendalam, maka sumberdaya
yang ada dapat dialokasikan seoptimal mungkin pada berbagai hal yang selain
memiliki produktivitas sangat tinggi, juga memiliki multiplier effect (efek
pengganda). Kedua unsur itu berpengaruh pada efisiensi ekonomi secara makro
serta pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun
demikian, walaupun daerah ini secara spesifik belum memiliki produk-produk
unggulan. Namun menurut Tabrani, Kalbar ini mempunyai beberapa sektor yang
sangat potensial untuk dikembangkan, terutama sektor pertanian, industri dan
sektor pariwisata, jasa serta perdagangan.
Khusus
untuk sektor pertanian, itu katanya ada
empat sub sektor yang berprospek dikembangkan masing-masing sub sektor
pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Sebagai
daerah tropis, maka Kalbar sangat cocok untuk ditanam berbagai tumbuh-tumbuhan
tropis seperti buah-buahan, jagung, kedelai dan itu sudah ditanam dan sekarang
ini tinggal menunggu untuk diproses lebih lanjut. Sementara sektor perkebunan,
katanya, didominasi tiga komoditas utama antara lain karet, kelapa sawit dan
kelapa.
Menurut
Ketua BPKMD Kalbar, area perkebunan yang ada di Kalbar sampai dengan 1996 yang
mencapai 674.700 Ha, telah diestimasikan bahwa dalam tahun 1998 total area akan
mencapai 891.719 Ha. Sedangkan pola pembangunan perkebunan yang diterapkan
adalah pola PIR, perkebunan besar, unit pengembangan dan jasa, serta pola
swadaya. Dan produksi perkebunan tersebut merupakan bahan baku yang potensial
untuk investasi dibidang industri pengolahan hasil perkebunan (agro industri,
red) baik CPO maupun PKO.
Sebab
itu, Tabrani berkeyakinan Kalbar mempunyai peluang cukup besar untuk investasi
industri pengolahan hasil perkebunan. Tentunya yang dapat mengolah hasil minyak
sawit dan minyak kelapa, serta hasil perkebunan lainnya berupa industri pangan,
farmasi, oleochemical, kosmetika, industri pulp, kertas dan arang aktif.
"Pusat agroindustri tersebut, kita rencanakan berlokasi di Balai Karangan,
Teluk Melano dan Kendawangan pada Tahun 2000, dan Pemangkat Tahun 2002,"
katanya.
Sementara
untuk pengembangan sub sektor peternakan, Pemda Kalbar dalam kurun waktu lima
tahun yang akan datang sudah merencanakan untuk mengalokasikan areal seluas 1,7
juta hektar yang tersebar di enam kabupaten. Saat ini areal yang telah
dimanfaatkan baru seluas 61.448 Ha.
Demikian
pula sub sektor perikanan daerah ini sebetulnya mempunyai prospek, bagi para
investor untuk menanamkan investasinya. Sebab, Kalbar yang memiliki sumber daya
laut yang melimpah, diperkirakan potensi lestari untuk satu kilometer persegi
laut terdapat 1,3 hingga 2,3 ton ikan dengan hasil maksimum sekitar 75.000 ton
per tahun. "Dari potensi ini, saya kira peluang bisnis dan investasi yang
akan dilakukan, ya dapat berupa penangkapan ikan, aktivitas aqua kultur,
pembangunan pabrik pengalengan ikan, pembuatan kapal nelayan dan
pemasaran," katanya.
Untuk
sektor kehutanan, dikemukakan Tabrani, peluang yang menarik adalah pemanfaatan
hutan sagu, hutan nipah, rotan, damar dan madu alam. Namun Tabrani mengakui,
saat ini situasi perindustrian di Kalbar didominasi oleh industri kayu yang
memiliki andil hampir 60 persen dalam volume ekspor, dengan tujuan Amerika,
Eropa dan Asia.
Khusus
sektor pariwisata, jasa dan perdagangan yang menarik untuk dikembangkan
menurutnya adalah wisata bahari, alam, dan wisata budaya, yang dilengkapi
dengan sektor jasa dan perdagangan berupa fasilitas seperti hotel dan restoran,
bank, perdagangan dan sebagainya.(abu)