Rahim Budiman, namaku
MEMILIKI
wajah innocence dan nge-fans berat sama bintang idolanya Frimus, yang kini lagi
naik daun, karena suka style-nya itu. Tak heran remaja yang memiliki nama Rahim
Budiman akrab dipanggil Rahim, dan Bang Long dirumah karena berasal dari
Sambas, pengen ikutan pula mejeng di cover boy majalah remaja supaya bisa
ikutan ngetop kayak Frimus.
Namun
Bang Long, yang tak lama lagi merayakan sweets seventeen, tepatnya pada 24
Oktober mendatang, itu sekarang kurang pede karena satu jerawat yang nonggol di
ujung hidungnya belum mau pergi juga. "Tapi pasti Rahim akan ikut,"
kata Cowok kelas III SMU Muhammadiah Pontianak yang baru beberapa waktu lalu
berhasil mengondol Juara II pada lomba Siswa Teladan Putra se-SMU Kotamadia
Pontianak.
Tekadnya
untuk bisa mejeng dicover boy yang memang menjadi idola bagi kaum remaja itu,
selain dari dirinya sendiri juga karena didesak terus oleh sang adik, yang tahu
tampang abangnya cukup keren untuk mejeng disampul-sampul majalah remaja
seperti yang sering mereka beli.
Rahim
yang getol berat menyantap sate, bahkan menjadi menu "bekalan" waktu
di TK. Memang sudah membuktikan diri loo, kalau dia emang punya bakat di bidang
kesenian, buat mengikuti sang idolanya Frimus, apalagi darah seni juga mengalir
dari sang Bokap.
Tak
heran bila anak ke-2 dari tujuh bersaudara pasangan Satarudin Ramli dan Kartini
ini mengoleksi banyak piala dirumahnya di Jalan H Rais A Rahman Gang Muria No
6, belum lagi yang ada disekolah.
Diutarakan
Ramli, kebanyakan piala-piala itu didapat dari lomba bidang kesenian yang
diikuti sejak duduk di SD N 23 Pontianak, diantaranya Juara I lomba Baca Puisi
se-Kecamatan Pontianak Barat 1994, Juara 2 lomba Baca Puisi se Kotamadia 1996
(Depdikbud), Juara harapan 2 lomba Pidato se-Kodya 1996 (Depdikbud), Juara 3
lomba baca Syair Tingkat Pelajar se-Kotamadia 1996 (SMUN 2), Juara 3 lomba MSQ
pembaca Saritilawah 1996 (UMP), Juara 3 lomba Ceramah Isra'Mijra dan Juara 2
lomba vokal Group sebagai pemain vianika (SMU N 1).
Dan
Ramli semakin melengkapi koleksi pialanya di Tahun 1997 dengan mendapat Juara I
lomba Pidato Kantanas se Kotamadia (Depdikbud), Juara I lomba Baca Puisi
Tingkat Pelajar se-Kalbar (Untan), Juara 3 lomba Pidato (STAIN), Juara 3 lomba
MSQ pembaca Saritilawah 1997 (STAIN) dan
Juara 3 lomba Penyuluh Pariwisata se-Kalbar (Parpostel).
Sementara
tahun 1998 Bang Long kita ini pun kembali menancapkan diri sebagai remaja yang
mempunyai prestasi. Diantaranya dia berhasil kembali meraih Juara 3 lomba Baca
Puisi 1998 (Untan), Juara 2 lomba Baca Puisi Tingkat Pelajar se-Kalbar 1998
(Depdikbud), dan Juara 2 kemabli di lomba vokal Group (SMU N 1).
Sedangkan
pada tahun 1999 sekarang, walaupun sibuk dengan belajar karena sudah kelas III,
Rahim berhasil pula menunjukkan diri berpertasi di bidang pelajaran dengan
meraih Juara II Siswa Teladan Sekodya Pontianak (Depdikbud), walaupun
dirapotnya sendiri tak pernah pula lepas dari 10 besar.
Diantara
banyak prestasi yang diraihnya, Rahim mengaku sangat berkesan ketika mendapat
Juara I di lomba Baca Puisi ketika dia baru duduk kelas 6 SD. Karena peserta
puisi yang lain adalah remaja. "Seru, habisnya tidak menyangka dapat
Juara, Kan lomba-nya untuk tingkat remaja," kenang Rahim.
Mengenai
prestasinya yang rada banyak itu, Bang Long yang suka memetik gitar apalagi
memainkan lagu-lagu klasik itu,mengaku sangat senang bila disuruh ikutan lomba
membaca puisi atau yang rada-rada mirip seperti itu. Karena katanya puisi
memberikan kesan tersendiri. Dan dia pun tak malu pula untuk membacakan puisi
sang Bokap. "Bukan Nepotisme, habisnya Rahim memang suka puisi-puisi
Bapak, Bagus,"pujinya. Apalagi katanya puisi sang Bokap yang berjudul
"Pinta Seorang Ayah Kepada Anaknya." Karena disitu ucap Rahim
dibaitkan "Anak-anakku engkau adalah surgaku. Apabila engkau tunduk dan
patuh padaku,". Yang diterjemahkan rahim, "Mungkin Bapak merasa
senang kalau anak-anaknya merasa patuh kepadanya," kata Rahim.
Tak itu
saja, Rahim juga pernah loo, dipinta oleh IKIP Untan menjadi Sutradara. Waktu
itu dia menyutradarai Parodi Bujang Nadi dan Dare Nandung yang diambil dari
cerita rakyat Sambas. Rahim sendiri langsung merangkap sebagai pemainnya, dan
mendapat peran antagonis selaku Raja
Tanunggal. "Mau tahu ceritanya. Baca saja di perpustakaan atau datang
kerumah," ujar Rahim sambil tersenyum.
Bang
Long yang mengaku selalu rindu panggung, apalagi bila melihat orang-orang
mentas itu, mempunyai cita-cita ingin menjadi pengacara. Dicandai AP Post bahwa
pengacara sudah banyak. "Tak apa-apa," karena ucapnya optimis di Pontianak sekarang kasus kriminal
meningkat dan orang-orang sudah banyak yang menyepelekan hukum. "Untuk itu
hukum harus benar-benar ditingkatkan," ucapnya dengan tegas.
Ketegasan
Rahim juga terlihat dalam pergaulan, bersama teman-temannya. Walaupun mengaku
teman-temannya ada pula yang suka minum-minuman keras. Tapi dia sendiri tak mau
ikut-ikutan. "Perbuatan seperti itu dilarang oleh Allah. Apalagi yang
sifatnya mencuri dan kejahatan lainnya," ucapnya Rahim yang mengaku tak bisa melarang teman-temannya kecuali
melalui doa. "Doa untuk semua remaja agar menjauhi perbuatan yang
tercela," kata remaja yang pintar pula memainkan pianika dan seruling
ini.(astuti)