Bisnis Warnet

Oleh: Ganis Sukaryansyah*

 

 

Suatu hari saya kedatangan teman lama yang berniat untuk mendirikan Warnet. Perbincangan kami semakin menarik dengan keadaan ISP (Internet Service Provider) yang akhir-akhir ini banyak menurunkan “lebar jalur selancar” akibat rupiah semakin memburuk. Pemakai internet semakin banyak, namun saluran telepon tetap tidak mengalami perubahan. Beberapa netter sepertinya sudah tidak dapat lagi mengakses internet di rumah, selain saluran telepon yang selalu sibuk juga kecepatan akses internet semakin lambat. Hal ini juga memdorong dia untuk mendirikan Warnet. Secara bisnis dia melihat peluang di sini.

Warnet dapat diartikan sebagai sebuah fasilitas akses internet yang terbuka dan disewakan untuk digunakan oleh masyarakat umum. Fasilitas umum ini tidak saja yang dikelola oleh usaha-usaha jasa telekomunikasi (seperti Wartel dan Kiostel), tetapi juga termasuk yang dimiliki oleh perseorangan asalkan disewakan kepada masyarakat umum.

Untuk mendirikan sebuah Warnet, secara tehnis tidak diperlukan keahlian khusus. Setidak-tidaknya anda sudah mengenal sistem operasi (Windows, Linux, dos, dsb), namun mengerti tentang sebuah jaringan mutlak diperlukan. Anda harus juga mengerti protocol TCP/IP, yang merupakan antarmuka sehingga pelanggan dapat ber-internet-ria.

Anda harus dapat menentukan dulu, bagaimana warnet tersebut akan terhubung ke Internet. Apakah tiap komputer akan terhubung secara langsung ke internet atau hanya ingin ada satu koneksi saja. Selain itu peran dana yang memadai juga dipikirkan. Letak bangunan yang strategis pun perlu diperhitungkan juga. Interior ruangan yang menarik dan biasanya pengaturan suhu udara pun menjadi perhatian netter. Intinya, buatlah tempat warnet anda menjadi betah buat mereka.

Jika hubungan langsung ke internet yang dipilih, berarti anda harus menyediakan beberapa komputer dan modem sekaligus. Seandainya anda punya lima komputer, berarti harus menyediakan lima modem, lima account, dan lima saluran telepon. Jenis hubungan seperti ini biasanya dinamakan dialup connection. Kecepatan hubungan seperti ini beragam. Bila saluran telepon baik, anda dapat mencapai hingga 56 Kbps. Namun angka ini masih lagi tergantung modem di sisi ISP yang anda langgani. Bila ISP anda hanya memiliki kecepatan sampai batas ambang 28 Kbps, jangan harap bermimpi dengan kecepatan 56 Kbps tersebut.

Secara tehnis saya menyarankan pilihlah alternatif kedua. Pilihan koneksi ke internetnya beragam. Anda dapat menggunakan koneksi dialup (murah namun lambat) atau menggunakan saluran khusus (LC) yang menggunakan kecepatan tinggi (sampai 512 Kbps).

Pilihanlah dengan saluran khusus (LC). Pilihan seperti ini memang memerlukan sumber daya yang baik. Anda harus memiliki dana khusus untuk penyediaan perangkat server (proxy, router, modem LC dan dial out/in). Pilihlah proxy server yang handal seperti Microsoft Proxy server atau Netscape Proxy Server dan pasanglah cache-nya hingga 1 Gb. Pilihlah router yang baik seperti Cisco 3000 atau yang umum seperti 1501 dan jangan lupa dengan Microsoft NT server untuk antarmuka dialout-nya. Modem LC beragam, namun yang pernah saya uji jenis US-Robotics cukup handal dan mampu menerima berjuta-juta hits dalam periode tertentu.

Jangan terpengaruh dengan Warnet menggunakan koneksi dialup yang hanya membutuhkan satu modem untuk saluran internetnya. Warnet seperti ini biasanya memasang sebuah modem yang di-sharing. Umumnya mereka menggunakan perangkat lunak sederhana seperti Wingate, Winproxy, Winsock ataupun Rideway di komputer server mereka. Bila modem server tersebut hanya memiliki kecepatan 28 Kbps, anda jangan berharap dapat terkoneksi sebesar itu. Selain mesti berbagi akses internet dengan komputer yang lain, cara seperti ini akan membuat netter anda frustasi, berusaha untuk pergi secepatnya dan tak akan pernah datang lagi. Janganlah terlalu terfokus ke biaya. Untuk lebih jelas lagi, anda dapat mengunjungi http://www.hotlinks-cafe.com/. Baca, bagaimana mereka sukses dengan hanya 13 unit komputer pada koneksi T1. Warnet yang benar memang tidak murah.(*EDP/MIS AP Post)