Mahasiswa STIS KKN di Relokasi

Tebang Kacang

 

Pontianak, AP Post

Mengingat perlunya pembinaan sikap mental di Desa Tebang Kacang Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Pontianak yang juga merupakan tempat Relokasi Kerusuhan Sambas, maka Selasa (14/9) kemarin sebanyak 31 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syari'ah (STIS) Syarif Abdurahman Pontianak lewat KKN-nya siap memberikan pengabdiannya.

"Saya berharap agar sebanyak 31 orang mahasiswa yang saat ini akan di lepas dapatlah kiranya memberikan pengabdian terbaik untuk masyarakat di sana, terutama mengenai pembinaan mental sesuai ilmu syariah," kata Ketua STIS Syarif Abdurahman Pontianak H Rousdy Said SH MS kepada AP Post usai memberikan sambutan acara pelepasan.

Rousdy juga menjelaskan 31 orang mahasiswa tersebut terbagi atas 3 Pos, masing-masing beranggotakan 10 hingga 11 orang dengan dibekali uang per-Pos KKN sebesar Rp 100 ribu sebagai persiapan ATK nya dalam mengabdi selama sebulan dengan dibimbing oleh Drs Madhar Hadrawi, M Nasir SAg dan Drs Zifridin. "Karena di Tebang Kacang terdiri atas lima Dusun diantaranya, Dusun Pelita, Dusun Martapura sebagai fokus perhatian mereka karena dianggap tempat relokasi yang perlu mendapat sentuhan serta Dusun Wonosari, Dusun Tembangsari dan Dusun Turba.

Pada acara pelepasan KKN angkatan ke-5 tahun 1999 yang berlangsung di halaman kampus STIS Syarif Abdurahman jalan Sungai Raya Dalam Nomor 16-B Pontianak, juga dilakukan acara pemakaian atribut kepada dua orang mahasiswa angkatan 1995 diantaranya kepada Tabin dan Nani Indriyani.

Ikut hadir dalam pelepasan 31 orang mahasiswa yang akan mengabdi di Desa tembang Kacang itu terlihat Sekwilcam Sungai Raya Drs Sy Achmad Al'aydrus serta Sekretaris Desa tempat lokasi KKN Sofiansyah.

"Secara akademik KKN ini sebagai uji coba penerapan ilmu selama duduk di bangku kuliah, dimana mereka sudah diformat dengan hukum-hukum Islam yang diketahui. Tinggal bagaimana mengaplikasikannya kepada masyarakat," kata Ketua BP-KKN STIS Syarif Abdurahman  Drs Halim Wijaya ketika dihampiri.

Sementara itu, ketika ditanya tanggapannya mengenai program KKN ini, menurut salah seorang mahasiswa yang juga akan berangkat ke Desa Tembang Kacang Abdullah mengatakan hal itu biasa-biasa saja.

Ditambahkan kemudian oleh Halim Wijaya bahwa terdapat dua program yang harus diterapkan yang program non fisik berkenaan dengan pembinaan mental masyarakat dan bersifat fisik. "Diantaranya adalah pembuatan lapangan bulu tangkis sebagai sumbangan dari Kapolda Kalbar," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Tembang Kacang saat dihampiri juga mengatakan diwilayahnya masih tergolong rawan tindak kejahatan terutama pada pencurian dan perampokan terhadap rumah-rumah serta warung penduduk.(rah)