Pelajaran Sejarah Ditinjau Ulang
Yang
Kontroversial Dilarang
Pontianak,
AP Post
Beberapa
pokok bahasan dalam kurikulum SLTP dan SMU tahun 1994 mengalami perubahan
seiring dengan bergulirnya reformasi di Indonesia. Seperti dalam mata pelajaran
Sejarah. Pembahasan mengenai Supersemar, Orde Baru dan terakhir Timor Timur
untuk sementara waktu tidak boleh diajarkan ke siswa. Bahasan ini dikhawatirkan
dapat menimbulkan kontroversi. Namun belum diketahui kapan mata pelajaran ini
dapat kembali diajarkan ke siswa, setelah mengalami "pembaharuan".
Kepala
Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Kanwil Depdikbud Kalbar Drs
Salekan Marli membenarkan adanya penghentian sementara sejumlah pokok bahasan
dalam mata pelajaran sejarah ini.
"Kita
memang diminta untuk mensosialisasikan hal ini, jangan dilakukan dulu
pembahasan dengan siswa. Karena ditakutkan mengundang kontroversi dan dapat
membingungkan," kata Salekan menjawab AP Post di sela-sela peringatan 46
tahun SMU Negeri 1 Pontianak, Selasa (14/9).
Menurut
Salekan, kebijakan tersebut langsung diinstruksikan Mendikbud sejak beberapa
bulan lalu. Namun petunjuk pelaksanaannya datang terlambat. "Mungkin
karena masih menunggu kepastian mengenai Timor Timur waktu itu," ucap
Salekan.
Langkah
untuk meluruskan segala informasi mengenai sejarah masih terus digodok
pemerintah pusat. Dia mengharapkan usai Sidang Umum nanti, perbaikan bahasan
informasi bersejarah tersebut segera diturunkan pemerintah pusat.
Salekan
juga mengungkapkan, pada awal bergulirnya reformasi banyak guru sejarah yang
cukup bingung. Karena informasi sejarah yang mereka terima selama Orde Baru
banyak yang dikoreksi. "Tapi sekarang kan sudah jelas, mereka sudah tidak
bingung lagi," tutur Salekan.
Seorang
mantan guru sejarah yang sempat ditemui AP Post mengungkapkan, selama mengajar
sejarah di sekolah menengah dia memang merasa terdapat berbagai kejanggalan
dalam kurikulum 1994 itu. "Ada informasi sejarah yang sepertinya terlalu
dibesar-besarkan. Tapi kita memang tidak dapat berbuat banyak," ucapnya
lirih sambil mencontohkan sejumlah aksi perjuangan yang berlebihan tadi.
HUT
SMUN 1
SMU
Negeri 1 berdiri 14 September 1953. Peringatan hari jadi ke 46 diselenggarakan
secara sederhana di komplek sekolah. Hadir antara lain Walikotamadia Pontianak
dr H Buchary A Rachman, Kepala SMUN 1 Drs Ade Sulaiman, para guru, mantan
Kepsek dan jajaran alumni.
Dijelaskan
Ketua Umum Panitia Drs M Zamhuruddin, sejumlah kegiatan merangkai hari jadi
ini. Dimulai dari perlombaan internal hingga eksternal, seperti lomba vokal
grup dan lomba cerdas cermat antar SLTP se Kodia memperebutkan piala bergilir
Kabid Dikmenum Kanwil Depdikbud Kalbar. Acara lainnya adalah anjangsana ke
Panti Asuhan Parereng dan Panti Jompo.
Menyangkut
hari jadi ke 46 ini Wakil Ketua Osis M Rifqinizanny berharap pihak sekolah
dapat mengembalikan kehidupan sekolah ke khittah awal, sebagai sekolah yang
mengedepankan pendidikan bermutu dan transparan. Pendidik dan siswa pun harus
dapat lebih berkomunikasi.
Bak
gayung bersambut, Walikota Buchary juga menyatakan agar sekolah ini kembali ke
khittah awal. Para pendidik harus mengedepankan mutu pendidikan dan tidak
terpaku semata-mata pada kurikulum. "Ada baiknya pula digalakkan kegiatan
sambung rasa antar alumni dengan para guru. Medianya kan sudah tersedia, seperti
gedung pertemuan yang memadai ini," kata alumnus SMUN 1 angkatan ke VI ini
kepada AP Post. (bob)