Tuntutan Oke, Komitmen Masih Dipertanyakan
Pontianak,
AP Post
Tuntutan
kepada anggota DPRD I maupun II untuk selalu pro dalam memperjuangkan berbagai
persoalan yang dirasakan masyarakat masih bisa diyakini untuk disikapi. Tapi,
komitmen untuk memperjuangkan aspirasi rakyat masih jauh dari harapan, sebab
rakyat belum percaya penuh terhadap
dewan, akibat trauma atas tingkah polah anggota DPRD di masa orde baru.
Demikian
kesimpulan yang ditarik dari Diskusi Selasa (Disel) AP Post bersama Kelompok
Diskusi '98, Selasa (14/9) sore di Redaksi AP Post. Hadir Imien Thaha, Dr
Chairil Effendy,MS, M Moh Naib Tappi, H Rousdy Said,SH,MS, M.D La Ode,S.Ip, Drs
Kashmir Bafiroes,M.Si, M Ali Kadir. Diskusi bertema Mempertegas Fungsi dan
Peran Anggota DPRD : Antara Tuntutan dan Komitmen itu dipimpin Pimred AP Post
Drs Yasmin Umar itu diikuti sejumlah wartawan.
Menurut
Rousdy, keberadaan dewan yang akan datang
patut dipertanyakan, sebab mandat yang akan diterima nanti cukup besar
menyusul terbukanya kran demokrasi. "Wakil rakyat harus bisa meresponi
tuntutan rakyat. Jadi mesti ada komitmen tegas yang keluar dari hati nurani
wakil rakyat untuk pro terhadap rakyat, bukan kepada penguasa," ujar
Rousdy.
Anggota
dewan, lanjut Rosudy tidak lagi bersikap status quo melainkan harus mandiri dan bertanggung jawab dalam
menegakkan hukum dan moral politik. "Nantinya anggota dewan tidak lagi
memperjuangkan hal-hal yang bersifat rendah. Melainkan memperjuangkan
kepentingan rakyat yang lebih mengena. Dan tentu memegang komitmen kerakyatan,"
tegasnya.
Ia
mencontohkan keberadaan wakil rakyat di DPRD, patut dipertanyakan tatkala
adanya kerjasama Polda Kalbar dengan Polis Malaysia yang selenggarakan di
Sarawak yang diadakan Agustus silam. "Tak ada kontribusi apapun dari
dewan, padahal suara mereka sangat dinantikan," tegasnya.
Chairil
berpendapat, rakyat tidak bisa berharap besar dan banyak terhadap wakil rakyat
yang bakal dilantik nanti. Sebab
komitmen mereka kini masih diuji. "Memang perubahan yang utama
ialah perubahan nilai-nilai individual," katanya.
Juru
Bicara Panwas Pemilu Kalbar itu mengatakan kualitas anggota dewan tidak semata
mengacu pada tingkat pendidikan, sebab hal itu bukan merupakan jaminan. Yang
utama, anggota dewan memiliki komitmen yang kuat terhadap rakyat.
"Sikap inilah yang selalu dituntut. Sebab persoalan yang dihadapi ke depan
sangat besar," katanya.
Ali
Kadir sependapat dengan dua rekannya, yang menitikberatkan pada komitmen wakil
rakyat untuk memegang amanat rakyat. Cuma, dirinya menekankan agar pemilihan
ketua itu jangan asal pilih. "Kita berharap banyak, bahwa salah satu kunci
keinginan dewan bekerja oprimal ialah
optimalisasi tata tertib. Dengan tata tertib itu maka mereka bisa
optimal dalam menjalankan tugasnya,' kata Ali.
La Ode
bisa memahami jika rakyat kini kurang percaya penuh dengan anggota dewan. Tapi,
dirinya juga meminta agar moral eksekutif juga diutamakan.
Naip
Tappi memahami jika wakil rakyat kini kurang dipercaya oleh masyarakat, sebab
hasil kerja belum tampak. Tapi, dirinya sepakat jika wakil rakyat punya
komitmen kuat untuk mendewasakan diri berdemokrasi. Dan tentu memajukan Kalbar.
"Jangan percaya penuh dengan dewan. Kalau komitmen oke-oke saja,"
katanya. (tam).